Just For You

 

Title: Just For You
Author: Kugou Shoumira
Genre: Comedy Romance
Length: Oneshoot
Cast: Cho Kyuhyun, Shim Mira, Lee Donghae, Moon Hyerim, Kim Ryeowook, Yesung, Yui

-Terkadang hal yang kita pikirkan baik, belum tentu bisa membuat seseorang itu merasa senang-

(Author’s POV)

Angin malam serasa begitu menusuk bagi gadis yang sedang duduk meringkuk di salah satu sudut kamarnya. Tirai jendela kamarnya di biarkan terbuka. Gadis itu terlihat menggigil sambil sesekali menggumamkan sesuatu. Wajahnya tertunduk lesu, pandangannya tertuju pada satu foto yang terletak di atas meja yang ada di sampingnya. Di dalam foto itu memperlihatkan seorang namja yang mengenakan topi biru. Namja itu terlihat tampan dengan deretan giginya yang rapi saat ia sedang tertawa. Gadis itu terus menatap foto itu tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Ada aura kesedihan yang terpancar dari raut wajah dan tatapannya. Menit-menit pun berlalu dengan keheningan, sampai akhirnya gadis itu terlelap dengan sendirinya.

-flashback-

(Kyuhyun’s POV)

“Kita akhiri saja sampai di sini,” ucapku datar tanpa menatap yeoja yang berdiri tepat di depanku saat ini. Sejenak kudengar ia menghela nafas berat. Kuberanikan diri untuk melihat wajahnya, aku tersentak saat tak sengaja mataku bertemu dengan matanya. Mata yang sebenarnya tidak ingin aku lihat. Mata yang penuh dengan kesedihan.

“Boleh aku tahu alasannya?” Entah mengapa, pertanyaannya membuatku bingung harus menjawab apa. Seharusnya aku sudah tahu apa yang harus aku katakan padanya. Apa aku harus mengatakan jika aku tidak lagi mencintainya? Tapi, tidakkah itu akan terlalu menyakiti hatinya?

“Aku sudah lelah berhubungan denganmu.” Akhirnya hanya kalimat itu yang terucap dari bibirku.

“Lelah?”

“Ne..”

“Lalu, apakah kau masih mencintaiku?”

Beberapa saat aku diam, memikirkan jawaban yang tepat. Sebenarnya aku hanya harus menjawab “ya” atau “tidak”. Tapi, rasanya sulit mengatakan itu. Ayolah Cho Kyuhyun, ini hal yang kau mau kan?

“Tolong  jawab aku.” Suaranya terdengar serak saat mengucapkan itu.

“Aku hanya tidak ingin kita bersama lagi. Aku harap kau mengerti Mira-ya.. Maaf, kuharap kau bisa bahagia meski tanpa aku. Lupakan aku.” Tanpa menunggu reaksinya, aku langsung berbalik dan berjalan pergi meninggalkannya. Aku juga sempat meliriknya sesaat sebelum benar-benar pergi. Mira masih berdiri mematung dengan ekspresi wajahnya yang tak bisa kuartikan. Ada rasa sesak di dadaku melihatnya seperti itu. Tapi ini semua aku lakukan demi kebahagiaannya.

-flashback end-

@K@Y@U@

Hahhh.. Ternyata begini rasanya putus dari wanita yang kucintai, yang selama dua tahun terakhir menemaniku, selalu berada di sisiku, tertawa bersamaku. Tapi sekarang semua itu hanya akan menjadi sebuah kenangan. Kenangan yang mungkin sulit di lupakan.
Lalu apa yang harus aku lakukan setelah ini? Tanpa Mira di sini, apartemen yang aku tempati menjadi sangat lengang. Biasanya, aku mendengarkan ocehan Mira jika aku selalu bermalas-malasan dengan bermain game. Mungkinkah keputusanku ini tepat? Mungkin jawabannya tidak. Melihat gadis yang kucintai menjadi sedih seperti tadi terlalu menyakitkan untukku.

Drrrt drrrt drrrt..

Aku merogoh saku celanaku untuk mengambil ponselku. Segera ku cek pesan yang baru saja masuk.

1 message from Ryeowook
Kyu, kau sedang apa? Jika ada waktu, datanglah ke sini. Aku dan Yesung sedang di cafe tempat kita biasa bertemu. Kami tunggu..

Aku menimbang-nimbang apakah harus ke sana atau tidak. Setelah selang beberapa menit, aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan mereka. Aku pun langsung membalas pesan Ryeowook.

To Ryeowook
Ya, aku akan ke sana.

Kusambar kunci mobil yang kuletakkan di meja di sampingku, dan segera menuju lobi setelah mengunci pintu apartemenku.

(Mira’s POV)

“Yaaa!! Shim Mira!! Mau sampai kapan kau mengurung diri di kamarmu? Keluarlah, kau harus makan. Kau mau mati sia-sia hanya karena putus dengan si Cho Kyuhyun pengecut itu? Lupakan dia!”

‘Aisssh… Tidak bisakah dia diam? Mengganggu konsentrasiku saja!’ umpatku dalam hati. Sungguh menyebalkan mendengar sahabatku satu itu merecokiku hampir satu harian di luar kamarku. Aku tahu ia mengkhawatirkanku, tapi aku belum ingin bertemu siapapun. Aku juga sengaja tidak keluar kamar. Untung saja hari ini aku tidak ada jadwal kuliah. Aku sedang memikirkan sesuatu yang harus aku lakukan dalam situasi-di mana-aku di putuskan secara sepihak oleh kekasihku. Aku tidak selemah yang orang bayangkan. Aku Shim Mira, tidak akan menyerah sebelum semuanya jelas. Sedih pasti, tapi aku tidak akan terpuruk. “Cho Kyuhyun, kau berutang penjelasan selengkapnya padaku.”

(Hyerim’s POV)

‘Astagaaaa!! Apa yang di lakukan si bodoh itu di kamarnya? Menangiskah? Tapi, aku sama sekali tak mendengar suara tangisannya. Apa ia tidur? Kalau ia tidur, setidaknya ia akan terbangun jika aku sedari tadi berteriak memanggilnya,’ batinku.

“Percuma saja aku di sini.” Aku hendak melangkah menuju tangga, namun sebuah suara menghentikan langkahku.

“Mira belum juga mau keluar?”
Aku langsung membalikkan tubuhku. Ternyata Donghae oppa, oppa tiri Mira.

“Ne oppa, susah sekali membujuknya untuk keluar. Aku kehabisan akal,” sahutku.

“Biarkan saja ia sendiri dulu. Nanti oppa akan bicara padanya.”

“Ne, baiklah. Kuharap Mira mau mendengarkan oppa. Aku pamit pulang oppa,” ucapku seraya membungkukkan badanku di hadapannya.

“Kau tidak makan malam di sini saja?”

“Ah, tidak usah oppa. Aku makan di rumah saja.”

“Benar?”

Aku menganggukkan kepalaku. “Ne, tentu saja,” ucapku seraya tersenyum.

“Yasudah kalau tidak mau, padahal malam ini aku yang memasak.”

“Jinjja? Wahhh… pasti enak sekali..” Donghae oppa itu sangat ahli dalam bidang masak-memasak. Hidangan yang ia buat selalu enak. Jadi ingin mencobanya lagi. Tapi tidak, aku harus pulang. Yui sedang menungguku, ia ingin meminjam buku catatanku.

“Maka dari itu, makanlah di sini. Aku membuat masakan baru dari resep yang kulihat dari internet,” Lanjutnya lagi.

“Tidak bisa oppa, temanku sudah menungguku di rumah. Lain kali aku janji akan mencicipi masakan oppa. Bagaimana?”

“Baiklah… Tapi, kau janji?” Ia mengacungkan jari kelingkingnya padaku. Aku pun membalasnya dengan menyatukan jari kelingkingku di jari kelingkingnya. Seperti anak kecil. Hehe..

“Oke, kau boleh pulang,” ucapnya sembari mengacak-acak rambutku. Aishhh.. kebiasaan oppa satu ini tidak pernah hilang!

“YAK!”

“Hahaha.. Mian..” kuleletkan lidahku kearahnya. Lalu aku berlari-lari kecil menuruni anak tangga. Sesaat sebelum aku sampai di depan pintu utama rumah ini, kudengar suara Donghae oppa.

“Hati-hati..” Aku hanya tersenyum menanggapinya. Ada perasaan bahagia yang menyelimuti hatiku. Mungkinkah aku suka pada Donghae oppa? Entahlah… Yang jelas aku senang jika di dekatnya.

(Kyuhyun’s POV)

Aku sampai di depan cafe, tempat aku janjian bertemu dengan Ryeowook dan Yesung. Aku berjalan masuk dan mengedarkan pandanganku ke segala arah. Sampai kutemukan dua pria duduk berhadapan, di sudut ruangan yang menghadap ke kaca besar di salah satu sisinya. Aku pun mendekati mereka.

“Sudah lama menunggu?” sahutku sembari duduk di bangku kosong yang bersebelahan dengan Yesung.

“Tidak juga,” Balas Ryeowook.

“Kenapa wajahmu kusut begitu?” lanjutnya lagi.

“Aku putus dengan Mira,” jawabku tanpa menoleh pada mereka.

“Mwo? Putus? Bagaimana bisa?” Kali ini Yesung yang bertanya.

“Aku yang memutuskannya.”

“Kau? Kenapa?” Ryeowook menatapku dengan pandangan tidak percaya.

“Ada alasan yang tidak bisa aku katakan sekarang. Yang jelas aku tidak mungkin lagi bisa berada di sisinya. Itu akan membuatnya semakin menderita.”

“Ayolah Kyu, kau masih mencintainya kan? Bagaimana mungkin kau memutuskannya begitu saja? Dengan alasan yang belum jelas seperti itu?”

“Ne kyu, benar apa yang di katakan Yesung. Kau tidak seharusnya memutuskannya tanpa alasan yang jelas.”

“Kalian tidak tahu posisiku, jadi kumohon, jangan tanya apapun lagi untuk saat ini,” ujarku dengan volume suara yang sedikit tinggi.
Kulihat mereka berdua menggelengkan kepala dan menarik nafas berat seraya menatap wajahku. Segera kupalingkan wajahku kearah lain.

“Yasudah, kami tidak akan bertanya apa-apa lagi padamu. Sekarang kau mau minum apa?” tanya Yesung padaku.

“Satu Cappucino dingin.”

(Mira’s POV)

Tok tok tok…

‘Itu pasti Hyerim,’ Pikirku. Aigoo.. tahan sekali ia menungguku sejak siang tadi. Aku tahu sahabatku satu itu memang selalu perhatian terhadapku. Tapi, tak kusangka ia mau menungguku selama ini. Apalagi ini sudah larut malam. Kuputuskan untuk membiarkannya masuk ke kamarku. Aku tidak tega. Aku bangun dari posisiku berbaring dan langsung berjalan menuju ke pintu kamarku.

Ckrekkk…

“Oppa??” Ternyata donghae oppa yang mengetuk pintu kamarku.

“Boleh oppa masuk?”

“Tentu, masuk saja. Tapi, di mana Hyerim?” tanyaku sambil mencondongkan kepalaku ke depan untuk melihat apakah Hyerim masih ada atau tidak.

“Hyerim sudah pulang sore tadi. Dia menunggumu sejak siang, tapi kau sama sekali tidak keluar kamar dan menemuinya. Ckck..” Donghae oppa menatapku seraya menggelengkan kepalanya, lalu berjalan masuk ke kamarku. Aku mengikutinya dari belakang. Ia duduk di sofa pink kesayanganku. Aku tetap berdiri mematung-menatap lantai kayu yang kuinjak saat ini. Sungguh, aku tidak berani menatap wajah oppaku kalau ia sedang marah.

“Kenapa kau berdiri? Tidak lelah? Duduklah,” ucapnya sembari menepuk-nepuk sofa yang di dudukinya. Aku segera mengikuti perintahnya, lalu duduk di sampingnya.

“Ceritakan apa yang ingin kau katakan.”

“De?”

“Kau pasti tahu maksudku Mira-ya. Ceritakan saja pada oppamu ini. Jangan hanya bisa mengurung diri di kamar. Kau membuat appa, eomma, Hyerim, dan juga aku khawatir,” Jelas Donghae oppa sembari menatapku dengan pandangan lembut.

“Aku sangat mencintai Kyuhyun, oppa. Tapi Kyuhyun memutuskanku. Alasan yang dia berikan tidak bisa kupahami. Saat kutanya apa dia masih mencintaiku atau tidak, dia tidak menjawab dengan pasti. Tapi oppa tenang saja, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan menemui Kyu dan meminta penjelasan sejelas mungkin. Bagaimana menurut oppa?” Kulihat Donghae oppa sedang menimbang-nimbang ideku. Mungkin di matanya ideku ini konyol, bagaimana bisa seorang wanita mengharapkan seorang pria yang jelas-jelas sudah memutuskannya. Tapi menurutku itu tidak salah, aku hanya ingin memastikan. Catat, MEMASTIKAN!

“Baiklah, oppa setuju.” Kulirik Donghae oppa, ia tersenyum lebar kearahku. Aku tidak percaya ini.

“Jinjja? Oppa serius?”

“Ya, tentu. Apa aku terlihat sedang bercanda?”

“Sedikit..” jawabku ragu.

“Aishh… Kau ini. Aku serius. Temui Kyuhyun, dan minta penjelasan padanya. Ara?”

“Siap laksanakan,” jawabku di ikuti dengan anggukan Donghae oppa.

“Bagus.”

Jujur aku masih terlalu terkejut dengan apa yang kudengar dari Donghae oppa. Tapi, akhirnya aku lega karena ada orang yang menyetujui ideku ini. Tunggu saja Kyu..

@K@Y@U@

Hari ini sesuai rencana, aku akan menemui Kyuhyun di kampus. Aku ingin kepastian. Aku tidak ingin cinta pertamaku berakhir seperti ini.

Aku melangkahkan kakiku di halaman kampus. Kebetulan aku dan Kyuhyun satu kampus. Dengan langkah santai, akupun menelusuri setiap sudut kampus mencari sosok pria yang ingin aku temui. Dan pada akhirnya aku berhenti di kantin. Aku lihat ia sedang duduk menatap layar laptopnya. Aku hendak menghampirinya, namun langkahku terhenti karena kulihat Yesung dan Ryeowook lebih dulu datang menghampirinya. Secara refleks aku melangkah mundur, kuurungkan niatku untuk bertemu dengannya hari ini. Tapi samar-samar kudengar Ryeowook mengatakan sesuatu yang menyebut namaku. Dengan bersembunyi di balik tembok besar yang menghubungkan halaman kampus dengan kantin, akupun menajamkan pendengaranku. Bukan salahku menguping pembicaraan mereka. Ini kan ada kaitannya denganku. Tidak salah kan?

“Haruskah kau seperti ini?” Yesung yang kali ini bertanya.

“Aku tidak tahu lagi harus bagaimana mengatakan pada kalian jika aku baik-baik saja.” Kyuhyun terlihat emosi. Aishhh bocah itu!

“Baik-baik saja bagaimana? Kau terlihat kacau!”

“Ya, aku tidak baik-baik saja. Aku menderita. Kalian puas?”

Mwo? Menderita katanya? Yang benar saja! Seharusnya aku yang terluka karna kau Kyu. Seharusnya kau senang karna kau yang ingin putus dariku. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu.

“Bukankah kau yang ingin putus? Seharusnya kau senang bukan?” Skakmat! Kena kau. Ryeowook benar-benar sehati dengan jalan pikiranku.

“Aku terpaksa melakukannya. Benar itu keinginanku, tapi aku belum rela meninggalkannya. Sungguh, aku terpaksa. Semua demi kebaikannya.” Aku tersentak mendengar jawaban Kyuhyun. Dari jauh aku masih dapat melihat raut putus asa seorang Cho Kyuhyun. Ada raut kesedihan juga di wajahnya. Jika kau berkata seperti itu, kenapa kau memutuskanku? Kenapa?

“Lalu? Apa sebabnya kau memutuskannya? Demi kebaikan apa?” tanya Yesung dengan raut wajah seolah-olah bertanya-tanya dalam kebingungannya sendiri, sama sepertiku.

“Karna aku seorang pengecut. Bersamanya hanya membuatnya susah, malu, dan sedih. Walaupun Mira belum pernah menunjukkannya langsung di depanku maupun mengatakan padaku. Aku hanya tidak ingin menjadi beban baginya. Itu saja.”

Ternyata itu alasannya. Ya Tuhan… kenapa bisa Kyuhyun? Astagaaaa.. Aku benar-benar tidak pernah menduga Kyuhyun akan melakukan ini hanya karna-ia-pengecut-lalu memutuskanku. Aku harus meluruskan semua ini sebelum semuanya menjadi semakin tidak masuk akal. Dasar Kyuhyun pabo!

Aku langsung memasuki kantin dan melangkah menuju si namja pabo itu. Aishhh jincha..

“YAKKK! NAMJA PABO!!” Aku berteriak ke arah Kyuhyun. Terserah orang mau mengatakan apa. Aku tidak peduli orang yang berada di kantin atau pun di luar sedang memandangiku.

“Mira-ya… Kau..”

“Ya, ini aku. Aku ingin penjelasanmu Cho Kyuhyun!”

(Kyuhyun’s POV)

“Karna aku seorang pengecut. Bersamanya hanya membuatnya susah, malu, dan sedih. Walaupun Mira belum pernah menunjukkannya langsung di depanku maupun mengatakan padaku. Aku hanya tidak ingin menjadi beban baginya. Itu saja.” Ya, itu lah alasanku. Akhirnya aku berbicara terus terang. Entah apa yang ada di pikiran Mira jika ia mendengar alasanku ini. Konyolkah?

“YAKKK! NAMJA PABO!!” Aku terlonjak dari bangku yang kududuki. Suara itu seperti orang yang kukenal. Aku mendongakkan kepalaku ke depan. Dan yang benar saja, aku melihat Mira berjalan ke arahku dengan raut ke marahan terpampang jelas dari wajahnya. Aku sungguh takjub, seakan-akan belum bisa memahami situasiku saat ini.

“Mira-ya… Kau..”

“Ya, ini aku. Aku ingin penjelasanmu Cho Kyuhyun!” Kali ini aku sudah tidak bisa lagi menghindar. Hahhh..

(Author’s POV)

“Ayo bicara,” kata Mira membuka pembicaraan. Saat ini mereka sedang berada di salah satu coffee shop dekat dari kampus mereka. Mereka berdua duduk berhadapan.

“Bicara apa?” Apa ada yang harus di bicarakan? Bukankah kau sudah mendengar semua pembicaraanku dengan Yesung dan Ryeowook tadi?” Kyuhyun terlihat santai saat mengucapkannya.

“Aku ingin mendengarnya langsung darimu dan aku ingin penjelasan yang jelas.”

Menit-menit pun berlalu tanpa ada yang bersuara. Kyuhyun sibuk dengan coffee lattenya. Sedangkan Mira menatap Kyuhyun dengan pandangan jengah. Bagaimana tidak? Sedari tadi Mira menunggu Kyuhyun bicara, tapi sang empunya hanya sibuk mengaduk-aduk minuman yang ada di hadapannya.

“Oke-oke baiklah, aku akan mengatakannya padamu. Jadi tolong dengarkan baik-baik, dan jangan menyela ucapanku sedikit pun. Arasseo?”

“Ne, yaksokhae. Marhaebwa..”

“Errr.. begini, sebenarnya aku putus denganmu karna… Yaaa kau sudah jelas bukan? Seperti yang kau dengar tadi, itulah alasanku.” Kyuhyun menarik nafas sesaat sebelum melanjutkan.

“Aku tahu alasanku mungkin konyol bagimu, tapi untukku itu sangat masuk akal. Aku hanya… Hanya ingin kau bahagia.”

“Sudah?” tanya Mira.

Kyuhyun mengangguk.

“Sekarang kau lihat aku bahagia atau tidak?” lanjut Mira sembari sedikit mencondongkan wajahnya ke arah Kyuhyun.

“Sepertinya tidak.”

“Binggo!! Kau benar, aku menderita. Dan kau tetap memutuskanku walaupun kau tahu aku akan sangat tidak bahagia.” Mira menggelengkan kepalanya, ia sungguh tidak percaya Kyuhyun sebodoh ini.

“Kau tidak tahu posisiku Mira-ya.. Setiap aku jalan denganmu, selalu ada segerombolan namja yang ingin menggodamu. Tapi lihat? Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya diam terpaku. Lalu dengan sendirinya namja-namja sialan itu pergi menjauh karna kata-katamu sendiri. Seharusnya aku melindungimu. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Sungguh memalukan bukan? Aku hampir frustasi karna hal ini. Maka kuputuskan untuk meninggalkanmu. Semua yang aku lakukan semata-mata hanya untukmu.”

“Kenapa dulu kau tidak mengatakannya padaku jika kau terbebani karna masalah itu? Aku samasekali tidak keberatan jika kau tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungiku dari namja-namja yang ingin mencoba menggodaku. Walaupun terkadang aku ingin kau berbuat sesuatu untuk melindungiku seperti namja pada umumnya. Tapi aku tidak mau memaksamu, aku ingin kau melakukannya atas kemauanmu sendiri. Cinta tidak butuh siapa yang akan di lindungi dari siapa dan siapa yang melindungi siapa. Yang di butuhkan dalam cinta hanya saling melindungi cinta antara dua orang yang menjalani cinta itu. Mungkin kata-kata ini terdengar klise, tapi setidaknya itulah yang menjadi prinsipku.”

Kyuhyun tertegun mendengar semua penuturan Mira. Tidak salah jika ia sangat mencintai gadis di hadapannya sekarang. Secara fisik Mira cantik, tapi lebih terlihat sempurna saat gadis itu mengucapkan sesuatu. kata-katanya selalu mampu membuat Kyuhyun terdiam tidak bisa membalasnya.

“Jadi kau tidak merasa malu?” Kyuhyun bertanya dengan hati-hati.

“Malu? Untuk apa? Sejak kau menyatakan perasaanmu, aku sudah memutuskan untuk mencintaimu, berarti dengan begitu aku harus bisa menerima semua kekurangan yang ada pada dirimu. Jadi untuk apa aku malu.”

Hening…

“Baiklah, jika hanya itu alasannya aku ingin kita berpacaran seperti dulu lagi.” Mira melontarkan pernyataan spontan itu yang membuat Kyuhyun tersedak. Buru-buru Kyuhyun mengatur nafasnya. Ia tidak menduga Mira akan mengatakan itu.

“Wae? Kau tidak mau? Tapi sayangnya kau harus mau. Aku tahu kau masih mencintaiku. Aku tahu itu, aku tahu tuan Cho..” Mira tersenyum, merasa menang saat mengatakan itu. Ia tahu pasti, Kyuhyun bingung tidak tahu harus menjawab apa.

Dan kenyataannya memang benar, selama beberapa menit Kyuhyun hanya diam, menunduk. Tidak tahu harus mengatakan apa. Dan pada saat Kyuhyun mengangkat wajahnya untuk menatap Mira, tawa Mira meledak dan Kyuhyun hanya pasrah menerima kekalahan. Toh tidak ada masalah, ini juga yang di inginkannya. Bersama Mira, seperti dulu.

@K@Y@U@

“Kau serius ingin berkencan di sini? Tidak masalah?” Mira bertanya dengan pandangan tidak percaya. Masalahnya, di tempat ini awal permasalahan mereka. Dan Kyuhyun hari ini membawanya ke sini.

“Kenapa? Aku rindu tempat ini. Jangan bawel, ayo jalan..”

“Baiklah, tapi aku tidak mau masalah baru datang karna kita ke sini.”

“Tidak akan. Percaya padaku.”

“Cihh.. Percaya diri sekali kau.. Haha..”

Kyuhyun tidak menanggapi perkataan Mira. Ia terus berjalan sembari tetap menggandeng satu tangan Mira. Senyumannya tidak pernah lepas dari bibirnya.

“Kau tahu apa yang membuatku suka kita berkencan di taman ini?”

“Hmm.. Karna di taman ini pemandangannya sangat bagus. Bukan begitu?”

“Itu juga salah satu alasannya, tapi ada yang lebih penting.”

“Apa?” Mira menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya menghadap Kyuhyun.

“Karna di tempat ini awal kita bertemu, tempat di mana aku menyatakan perasaanku padamu. Kau melupakan itu? Aishhh..”

“Ah iya kau benar, aku hampir saja lupa. Mian..” Mira mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga membentuk huruf V. Kyuhyun hanya mencibir seraya mengacak-acak rambut lurus Mira. Seperti yang sering di lakukannya.

“Dasar kau ini..”

“Hehe..”

“Hei kalian!! Berhenti!!”

Serentak Kyuhyun dan Mira menoleh ke sumber suara.

“Upsss!” Mata bulat Mira bertambah lebar saat melihat siapa orang yang berteriak memanggilnya dan Kyuhyun tadi. Mira melihat ke samping, Kyuhyun juga tak kalah terkejutnya.

Mira menarik lengan Kyuhyun, “Kyu, ayo kita mundur. Kita lari saja.”

“Aku akan menghadapinya. Aku tidak akan diam lagi.”

“Tapi kau trauma Kyu.. Sudahlah, ayo kita pergi..” Mira terus menarik lengan Kyuhyun, tapi Kyuhyun melepasnya.

“Aku sudah bilang, aku ingin menghadapi mereka. Kau tunggu saja di sini. Oke?”

Tanpa menunggu jawaban Mira, Kyuhyun langsung berjalan menghampiri segerombolan namja yang berkisar tiga-empat orang.

“Wah wah wah.. Kenapa kau yang datang?” Tanya salah satu namja itu ketika Kyuhyun sampai di depan mereka.

“Kami ingin yeojachingumu yang menghampiri kami. Tidak bisakah kau memanggilnya? Heh?” lanjut namja itu.

“Hei gadis, kemarilah.. Ayo kita bersenang-senang. Hahaha..,” teriak namja satunya lagi.

Kyuhyun mendekat ke arah segerombolan namja itu. Ia membisikkan sesuatu. “Kalian mau tahu rahasia gadis itu? Kalian pasti tidak akan menyangka jika mengetahuinya.”

“Bukannya kau namjachingunya? Kenapa kau ingin mengatakan pada kami?”

“Aku hanya ingin berbagi..”

“Kalau begitu cepat katakan.”

Kyuhyun mengatakan sesuatu yang membuat namja-namja itu menggelengkan kepala tidak yakin sekaligus memandang ke arah Mira dengan ekspresi tidak percaya.

Mira terlihat bingung melihat ekspresi namja-namja itu yang menatap dirinya. Sebenarnya apa yang sudah di katakan Kyuhyun?

Selang beberapa menit setelah Kyuhyun selesai mengakhiri perkataannya, tiba-tiba segerombolan namja itu mundur selangkah demi selangkah tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Mira. Sesekali mereka mencoba menelan ludah dengan susah payah. Seakan-akan makhluk yang mereka pandangi sesosok binatang buas yang akan menerkam mereka hidup-hidup. Lama-kelamaan sosok namja-namja liar itu pun hilang.

Kyuhyun kembali ke tempat semula. Mira terheran-heran melihat kelakuan namja-namja itu. Apa yang salah dengannya? Itu yang ada di pikiran Mira.

“Yakkk Cho Kyuhyun!! Apa yang kau katakan pada mereka? Kenapa mereka memandangiku seperti setan?”

“Aku? Aku tidak mengatakan apa-apa,” jawab Kyuhyun dengan gaya santainya.

“Mwo? Aku tidak percaya. Cepat katakan padaku!”

“Kau mau tahu?”

“Ya, cepat katakan.”

“Aku katakan pada mereka kalau kau itu gadis yang berkepribadian ganda. Tidak sopan, makanmu banyak, suka belanja, suka tidur di sembarang tempat, jarang mandi bahkan pernah tidak mandi selama seminggu, dan kau itu bisa sangat mengerikan jika sedang marah. Itu yang aku katakan pada mereka. Hehe..”

“MWOOO?? YAKKK!!! KAU MAU MATI HAH??” Mira melotot ke arah Kyuhyun, yang di pelototi dengan cueknya cengar-cengir sendiri.

“Tapi bukankah caraku berhasil? Seharusnya kau berterimakasih padaku.”

“Berterimakasih? Tidak akan! Kau mempermalukanku bukan menyelamatkanku!”

“Ohhh begitu.. Yasudah, aku akan panggil namja-namja itu lagi dan mengatakan kalau tadi itu aku hanya berbohong. Eotte?”

“Kau itu benar-benar.. Aishhh..”

“Hahahaha.. Kau lucu jika sedang kesal.”

Cup! Tiba-tiba Kyuhyun mencium pipi Mira. Mira kontan terkejut dengan tindakan Kyuhyun yang spontan. Tapi Mira senang di perlakukan seperti itu. Mereka berdua tersenyum bersamaan.

-END-